Tuesday, December 26, 2006

Drupadi vs Yudistira dan Anjing

Tulisan ini saya kutip tanpa izin dan tanpa maksud komersil dari cerpen Perempuan Abu-abu di buku kumpulan cerpen Laki-laki yang Salah karya Lan Fang.

Menurutmu, siapakah Yudistira?
Yudistira? Hmm...ia pandawa tertua. Ia paling bijaksana.

Oh, begitu menurutmu?
Ya, cuma Yudistira yang mencapai nirwana. Cuma Yudistira dan seekor anjing

Kalau begitu, Yudistira, pandawa tertua yang bijaksana itu sama dengan anjing!
Lho?!

Apa bukan anjing namanya...kalau Yudistira mempertaruhkan Drupadi, istrinya, di atas meja dadu hanya untuk Astinapura?! Apa bukan anjing namanya...kalau Yudistira hanya duduk terpana ketika Drupadi ditelanjangi Duryudana?! Apa bukan anjing namanya...kalau harga diri Yudistira lebih mahal daripada harga Drupadi, belahan jiwanya?

Lalu menurutmu, siapa Drupadi?

Ng...Drupadi...istri yang setia. Ia mengikuti Pandawa menjalani hukuman kalah judi dibuang ke hutan berpuluh-puluh tahun lamanya tanpa berkeluh kesah. Ia bahkan bersumpah tidak akan menyanggul rambutnya sebelum keramas darah Duryudana.

Oooo, begitu menurutmu...Drupadi begitu putih. Menurutmu, kalau dia begitu setia dan putih...kenapa dia tidak bisa mencapai nirwana?
Menurutmu, apakah Drupadi tidak bisa mencapai nirwana karena ia berselingkuh dan tidur dengan lima pandawa? Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa sekaligus? Karena ia kotor? Karena ia hitam?
Atau, menurutmu, apakah Drupadi tidak bisa mencapai nirwana karena ternyata ia berselingkuh batin dengan lebih mencintai Arjuna daripada Yudistira, suaminya?
Lalu menurutmu, apakah Drupadi itu pelacur???

CATATAN: Jadi...sebenernya, blog ini pro poliandri ato koalisi anti lembaga pernikahan sih? hahaha...!

Cerita ala kadarnya

Wah, asiiik...dua hari ini, seperti yang saya duga, saya mulai 'dihajar' gara-gara ide gila kami, para kontributor di blog 'aneh' ini untuk menulis tentang poliandri. Ayo, ayoo...yang mau menyuarakan ketaksetujuan, caci maki, bahkan mungkin rasa jijik dan eneg kalian, ditunggu dengan senang hati :)

Sambil menunggu 'serangan' berikutnya, saya mau cerita sedikit tentang obrolan saya dengan beberapa kawan laki-laki, dua hari terakhir. Tentang poliandri, tentu saja.

Fian bilang, dia setuju. Bukan poliandrinya, tapi ide dibentuknya koalisi ini *halah, saya kok mulai risi dengan kata 'koalisi' ya..* Ini, dia bilang, orisinil dan lebih oke daripada issue tentang seleb-seleban kemaren. "Ayo, maju terusss..saya dukung simbok dan mbak Yati", begitu komentarnya.

Agus bilang, dia menentang poliandri dan mendukung lesbianisme. Walah!! :D

Mata bilang...nah, ini yang paling menarik. Dia bilang, "setuju2 aja...gak masalah. Suka-suka orangnya lah. Mau punya suami 5 juga terserah. Kan dia yg ngejalanin. Poligami juga gitu. Terserah masing-masing individunya aja. Kalo aku, aku gak bisa poligami karena aku merasa gak mampu. Dan istriku juga gak mau dimadu, Jadi, yaa..case closed lah". Good point, Ta ;)

Tito bilang, blog ini bagus untuk pembelajaran. Sebagai sebuah wacana yang amat sangat tidak populer, di sini kita akan sama-sama belajar melihat dan menilai sesuatu dari banyak sisi dan sudut pandang yang berbeda. Bukankah ini bagus untuk mengasah otak kita, membiasakan kita menerima perbedaan, apa pun bentuknya, dengan biasa-biasa saja? Kita akan sama-sama belajar untuk 'gak kagetan', tidak gampang terkejut sampai hampir copot bola mata kita pada saat melihat atau mendengar sesuatu yang dianggap aneh, baru, nyeleneh, ora umum, atau against the mainstream seperti blog ini.


Seneng banget dengan reaksi temen-temen, yang setuju mau pun yang gak setuju. Makasih banyak untuk masukan dan kritiknya. Sekali lagi, mari berperang dengan tangan kosong. Silakan komen, silakan mengumpat, tapi alangkah baiknya kalo gak anonymous ya? Lebih jantan gitu loh :p

Monday, December 25, 2006

UNTUNG, RUGI... UNTUNG?

Poliandri, setidaknya menurut pemikiran saya, punya beberapa keuntungan, fisik dan non fisik. Kalo mau ditulis lengkap, wah, bakalan panjang banget daftarnya. Jadi kali ini akan saya bocorkan beberapa buat kalian ;

  • Menghindari zina. Itu pasti ;)
  • Mengurangi trend lesbianisme. Kalian tau kan, pada dasarnya semua manusia memiliki kecenderungan untuk menyukai sesama jenis, meskipun berbeda kadarnya pada masing-masing individu.
  • Menghindarkan kita dari STD ( Sex Transmitted Disease ) karena kebiasaan jajan sembarangan.
  • Penghematan anggaran belanja keluarga. Kalau perempuan diijinkan punya suami lebih dari satu, kami gak perlu lagi 'mampir' ke hotel-hotel saat jam makan siang, kan? Buat apa main-main di luar kalau di rumah kita punya banyak 'persediaan'?
  • Membantu memberantas bisnis prostitusi. Eh, jangan salah, hare gene yang 'dijual' bukan cuma perempuan, tapi juga brondong-brondong ganteng yang sehat, hehehe... Saya aja kadang-kadang pengen :(
Itu aja dulu. Ngaco dan gak ilmiah? Emang :p

Saturday, December 23, 2006

Mengapa Poliandri lebih baik daripada Poligami?

Ini sumber tulisannya...
Menurut daku, yang diperlukan oleh seorang anak bukanlah siapakah lelaki yang menyumbangkan seciprat sperma untuk membuat dirinya, tapi siapakah yang berperan sebagai sosok seorang ayah sesungguhnya dalam pertumbuhannya.

Justru dengan sistem 4 ayah 1 ibu, anak-anak diuntungkan karena lebih banyak yang melindungi mereka jika ada apa-apa. Bahkan mungkin ada baiknya jika ke-empat ayah tersebut mengatur shift kerja mereka sehingga setidaknya ada 1 ayah yang selalu berjaga di rumah setiap saat. Menjaga keluarga dari marabahaya. (Misal: Kalau ada perampok yang masuk rumah, setidaknya ada seorang lelaki dewasa yang akan melindungi ibu dan anak-anaknya)

Selain itu, 4 ayah berarti adanya 4 tulang punggung keluarga. (EMPAT saudara-saudara!! E-M-P-A-T!! bukan 1 atau 2 atau 3, tapi EMPAT sumber pemasukan keluarga!!) Jadi secara keseluruhan, kesejahteraan keluarga menjadi lebih baik.

Biaya perawatan anakpun lebih terjamin. Jika yang 1 terkena PHK, masih ada 3 lainnya yang bekerja.
Tentunya yang terkena PHK itu juga akan merasa gengsi dan malu terhadap 3 suami lainnya, sehingga ia akan berusaha mendapatkan kerja secepatnya.

Poliandri juga baik untuk mengurangi jumlah penduduk. Sebab, walaupun ada 4 pejantan yang siap membuahi, tapi pabrik anaknya cuma 1!! Jadinya ya dalam jangka panjang akan mengurangi jumlah penduduk dan anak-anak yang dibuat pun diharapkan lebih "berkualitas". (Ya itulah, karena biaya perawatan anak datang dari 4 sumber pemasukan) Intinya: turunkan kuantitas, naikkan kualitas!!

Kalau poligami bisa mengakibatkan persaingan di antara para istri dan anak-anaknya, poliandri mungkin bisa memberikan efek perdamaian. Sebab pada saat seorang anak tidak jelas siapa ayahnya (Pokoknya di antara 4 itu! Eh, diluar 4 itu juga bisa ding), maka para ayah akan tetap memberikan perhatian kepada si anak. Masing-masing ayah akan menganggap anak tersebut adalah anaknya. (Kalau di poligamikan, bisa ada resiko setiap anak membangga-banggakan ibunya doang dan menjelekkan ibu dari anak yang lain)

Para ayah tersebut punya teman untuk ngobrol malam-malam, teman untuk main catur, main panco (Kalau mau juga bisa buat turnamen kecil-kecilan) ataupun main kartu (Pas 4 orang! Cocok buat maen capsa, maen mahjong juga bisa). Nonton bola di rumah pun menjadi lebih semarak!
Dengan sistem 4 suami pula para pria bisa belajar menekan rasa egoisnya dengan saling berbagi, bertoleransi dan bersabar. Ingat, Tuhan suka orang sabar… (Maap Tuhan, nama Anda "terpaksa" saya bawa-bawa).
Rewelnya istri pun menjadi lebih berkurang. Bayangkan jika seorang suami punya 4 istri. Maka dalam 24 jam, akan ada 4 orang istri yang berpotensi untuk mengomel dan mengeluh di kuping suami. Tapi JIKA 4 suami 1 istri, maka rata-rata kemungkinan masing-masing suami di-rese-in istri adalah maksimal 6 jam sehari. (Dengan asumsi ngawur bahwa sang istri mengomel selama 24 jam non-stop)

Sudah menjadi pengetahuan umum pula jika umur harapan hidup pria lebih pendek. Jadi, setidaknya jika seorang suami mati, sang istri tidak akan langsung menjadi janda, masih ada 3 orang suami yang menemani. Sementara jika sang istri yang mati, maka para suami bisa memilih untuk segera kawin lagi atau menjomblo. (Point bebek di sini: Kalau seorang wanita menjadi janda, maka ia lebih sulit untuk mencari suamidaripada seorang duda mencari istri)

Sekarang mari kita tinjau dari sudut seksualitas. Sudah menjadi keluhan umum di rubrik konsultasi kalau banyak wanita gagal mencapai orgasme karena suami cepat selesai atau tidur begitu saja setelah mencapai puncak. Padahal pada umumnya, wanita itu lebih lambat panas daripada pria.

Nah… dengan adanya 4 suami, maka suami-suami tersebut bisa ber-estafet ria. Jika istri lambat panas dan blum panas-panas juga, maka jangan kuatir, masih ada rekan anda yang akan meneruskan perjuangan membawa istri menuju ke puncak kenikmatan. (Menuju puncak, gemilang cahaya, mengukir cinta, SEJUTA RASA…. Kyaaaaaaa…!! )

Poliandri secara sekilas juga sesuai dengan kodrat seks manusia. Laki-laki pada umumnya hanya dapat orgasme 1 kali lalu keabisan tenaga, sementara wanita bisa orgasme berkali-kali, bahkan organ seksualnyapun tidak usah membutuhkan persiapan terlalu banyak seperti halnya laki-laki. (Kan harus nungguin Joy-sticknya berdiri dulu…)
Jika wanita berhalangan pun (Entah apapun alasannya…), laki-laki bisa dengan mudah swalayan karena organ seksnya terbuka dan menggantung di luar tubuh. (Tidak seperti perempuan yang organnya lebih tersembunyi, jadi lebih ribet kalau mau swalayan).
Akhir kata, poliandri "lebih baik" daripada poligami…

DARI KAMI

'KOALISI PEREMPUAN UNTUK POLIANDRI'. Hmmm..lucu juga namanya. Berawal dari obrolan iseng-iseng dengan seorang kawan, tepat saat kita merayakan hari Ibu yang ternyata sepi-sepi aja, lantas..bam!!, tercetus begitu saja soal 'koalisi' ini. Eits, jangan dikira kita cuma main-main walaupun kemaren kita ngebahas ini sambil ngakak ( 'sampe hampir pingsan', kata dian). Kami amat sangat serius. Iya sih, sekarang kami baru bisa bikin blog ala kadarnya. Tapi siapa tau, bulan depan atau taun depan kita udah punya kantor sendiri, secara baru dua hari saja, pendukung dan simpatisan mulai ngantri untuk gabung dan memberikan dukungan. Dan sekadar informasi, kami punya setidaknya dua teman cowo yang amat sangat mendukung gerakan ini :)

Apa boleh buat. Hujan caci maki siap kami terima. Kami baru mulai melangkah, memang. Tapi barisan akan bertambah panjang. Kalau ada yang berpendapat bahwa ini cuma omong kosong, hanya upaya segelintir perempuan sinting yang mencari sensasi murahan, silakan gigit jari dan kecewa. Silakan berpendapat apa saja. Ini negara demokrasi. Mari kita sama-sama belajar menerima perbedaan, apa pun bentuknya. Mari berdebat dengan kepala dingin dan cara-cara yang elegan. Simpan saja kelewang dan pistol anda. Kami para perempuan tak pernah suka peperangan. Kita akan bicara dari hati ke hati. Kalau pun harus berperang, kami akan maju dengan tangan kosong. Senjata kami cuma pena, kertas, dan keyboard di depan kami. Well, setidaknya untuk saat ini.

Sekali lagi, ini bukan upaya balas dendam ataupun counter attack terhadap fenomena poligami. Sama sekali bukan. Kami punya banyak alasan yang lebih masuk akal dan lebih indah.

Ayo, Yati, Dian, Dria...maju terus, jangan mundur sebelum menang*haiyaah*

Friday, December 22, 2006

Jangan nuduh kami ga setia

ets....jangan protes dan jangan nuduh kami ga setia. Kami mendukung poliandri demi masa depan anak-anak kami! Bukan demi nafsu syahwat kami! bukan pula demi harta dan keringat kalian. Karena kami bisa cari duit sendiri. Kami tidak pernah netek pada perempuan dewasa karena kami bisa mandiri di atas kaki kami sendiri. Beda dengan kalian yang menggunakan topeng agama demi memiliki istri lebih dari satu, muda, kaya dan mulus.

Kami mendukung poliandri. Bukan mau menjadi pesaing bagi kalian kaum lelaki yang begitu fanatik pada poligami. Kami hanya ingin anak-anak kami tidak terpisah dari kami. Jika Teteh yang itu mau bergabung, pasti kami ajarkan untuk sekali saja seumur hidupnya melawan pada Aa. Liat saja apa jadinya seandainya si teteh ga sok pasrah dan rela suaminya poligami. Anda juga bisa liat apa jadinya seorang YZ jika istrinya si S tidak sok nrimo kelakuan bejat suaminya?

Ga usah nunggu sampe nanti, sampe post moderisme atau apapun nama zamannya, perempuan adalah pemimpin dan pelindung laki2. Maka....mari bergabung di Koalisi ini. Kami tidak meminta persetujuan Anda untuk poliandri atau tidak, pokoknya gabung aja dulu.... *halah....kok jadi ga ideologis gini sih alasannya? :p